Gambar

RENUNGAN HATI H. MUHAMMAD NAJIH MAIMOEN SELAMA DUA PEKAN

  1. Kami berideologi Islam ‘ala ma kana alaihi Rasulullah SAW.
  2. Kami beraliran Ahlusunah Wal Jama’ah.
  3. Kami berafiliasi madzahibul arba’ah, terkhusus madzhab Syafi’i.
  4. Kami warga negara Indonesia, sebuah negara yang dilandaskan oleh para founding fathernya dengan Pancasila, Undang-undang 1945 beserta muqoddimahnya yang mulia nan agung.
  5. Landasan agama Islam adalah al-Qur’an, al-Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Inilah prinsip kebenaran mutlak, sebuah keyakinan yang menyelamatkan pemeluknya dari kesesatan di dunia maupun siksaan abadi Neraka di Akhirat.
  6. Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan sistem negara adalah hasil kompromi bersama diantara pelopor bangsa, sebagai upaya mengkompromikan perbedaan pendapat dan mencegah terjadinya chaos (pertikaian anak bangsa yang bermacam-macam ras, suku, etnis dan agamanya). Dan sekali-kali, hal itu tidak bisa menjadi jaminan kebenaran-keselamatan di dunia apalagi di akhirat. Sebab, sudah barang tentu ada sebagian anak bangsa yang berusaha merongrong Pancasila untuk memecah belah bangsa. Fenomena minoritas menuntut hak-hak agamanya disejajarkan dengan hak agama mayoritas, kelompok kecil ingin menguasai posisi-posisi strategis negara, sudah cukup menjadi peringatan dan kewaspadaan serius.
  7. Dengan berlandaskan pada 7 butir kalimat sila pertama dalam Pancasila atau yang lebih dikenal dengan Piagam Jakarta, sebenarnya tidak ada pertentangan antara Islam dan Pancasila, yang beda hanya dari sisi interpretasinya. Kami lebih condong tafsiran Pancasila versi delapan pendiri bangsa, yakni sila pertama dimaknai tauhid/Islam. Dengan demikian, agama-agama selain Islam dihukumi batil/sesat, meskipun keberadaannya dilindungi UUD 45. Menurut pribadi kami, perlindungan kepada selain Ahlul Kitab seperti ini kurang tepat secara syariat Islam, tapi bagaimana lagi, begitulah upaya kompromi dan perdamaian para pendiri negara ini. Namun, karena ada teror dari kelompok Radikalis-Salibis dan penghianatan proklamasi terbesar pada waktu itu, akhirnya 7 butir kalimat dalam piagam Jakarta dihapus.
  8. Kami menganggap Politik Islamis adalah inti kebenaran. Dalam konteks keindonesiaan, eksistensinya selalu bersinergi dengan politik nasionalis, dan karena umat Islam menjadi penduduk mayoritas negara Indonesia, sudah tentu memperkuat Islam dan memperjuangkan kepentingan-kepentingannya sama halnya memperkuat negara. Jika politik nasionalis tidak menghargai, tunduk atau bahkan menolak syari’at Islam, maka hal itu justru akan menjadi malapetaka dunia-akhirat bagi pelaku dan lingkungan sekitarnya.
  9. Sistem sosialisme, kapitalisme, apalagi komunisme tidak akan bisa menciptakan keadilan dan kemakmuran di negeri ini. Sebab keadilan dan kemakmuran hakiki hanya bisa diraih bila tidak bermaksiat kepada Allah SWT, Tuhan alam semesta.
  10. Imperialisme-Komunisme lebih-lebih China ingin balas dendam kepada umat Islam, dengan cara membebekkan ulama-santri NU, dan mempersekusi serta mengkriminalisasi ulama dan dai non NU. Tentu saja kejahatan ini dibantu oleh salibis yang memiliki pengaruh di negara ini.
  11. Komunis-Salibis ingin bangsa ini miskin dan terus menerus miskin dengan cara membebankan hutang banyak, agar tujuan mereka, proyek Kristenisasi dan komunisasi berjalan mulus, cepat tanpa hambatan.
  12. Sistem sosialisme tidak bisa menjadi alternatif dari keburukan sistem kapitalisme dan komunisme. Hanya sistem Islam yang bisa menyelamatkan Indonesia dari bahaya kapitalisme dan komunisme.
  13. Beberapa kebijakan Islami yang harus diupayakan adalah semisal diharamkannya riba, diwajibkannya zakat bagi yang sudah berkewajiban mengeluarkannya (mencapai nominal nishob), diterapkannya pajak bagi non-Muslim dan diterapkannya iuran bersama (sumbangan wajib) bagi non-Muslim dan Muslim (yang tidak berkewajiban zakat) untuk kemaslahatan sosial, seperti pembangunan jalan dan pabrik negara, men ta’zir bil mal sebesar-besarnya bagi para koruptor, pengemplang pajak, dengan mengganti rugi dan mengembalikan uang negara yang di korupsi dan di emplangnya. serta diadili, dihakimi dan ditindak tegas disamping dipenjara, menghidupkan undang-undang dan perda-perda syari’at Islam seperti; melarang LGBT, perzinaan, narkoba, minuman keras, perjudian, dan menindak keras terhadap para pelaku apalagi cukong-cukong/bandar-bandarnya.
  14. Khilafah secara Nasional atau Internasional belum mungkin diterapkan akibat tercabik-cabiknya umat Islam, andaikan diterapkan, maka tempatnya harus di jantung Islam, Timur tengah.
  15. Isu yang dihembuskan Hendropriyono tentang Pancasila Vs Khilafah terkait pemilu tahun ini, hanyalah provokasi belaka dan pembohongan publik semata. Namun paham Neo Mu’tazilah tetap berbahaya, seperti paham menafikan qodlo’ dan qodar dalam af’alul insan, menafikan barokahnya do’a bersama dan berkahnya dzikir furodan wa jama’atan, apalagi paham Neo-Khawarij yang mengkafirkan tawassul bil auliya wa as-sholihin dan mengharamkan syaddurrahli/ perjalanan untuk ziarah kuburil anbiya, auliya wa as-shalihin.
  16. Melalui bulan Rojab yang mulia dan Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat muslim Indonesia, agar berpegang teguh kepada syari’at Islam, lebih-lebih ngopeni sholat jamaah lima waktu di masjid-masjid, menuaikan zakat bagi yang berkewajiban, dan melaksanakan puasa Ramadhan, untuk mensyi’arkan serta menyemarakkan ajaran-ajaran Islam ke seluruh pelosok negeri. Bapak Prabowo sudah berjanji akan meliburkan bulan Ramadhan. Untuk itu, mari kita gunakan kesempatan emas itu untuk memperbanyak ibadah, membaca al-Qur’an, dan mengaji hadits. Dengan liburan Ramadhan ini, insyaallah akan subur lagi program pesantren kilat seperti dulu zaman Bapak Soeharto.
  17. Kami memilih Prabowo-Sandi bukan atas dasar kepribadian mereka berdua yang bisa kurang bisa lebih. Alasan mendasar dukungan kami kepada Paslon No. 02 tak lain karena mengikuti ulama dan habaib, dan mengikuti keinginan rakyat (untuk perubahan presiden) yang selama ini telah sangat dizhalimi oleh Rezim, hanya diiming-imingi janji-janji palsu tanpa realisasi, bahkan hak-haknya dikebiri, dianaktirikan, dan sering melakukan pembohongan publik tanpa disertai data yang valid, banyaknya impor pangan di musim panen raya tanpa pertimbangan yang mendasar dan rakyat menderita akibat harga panen menjadi anjlok. Semuanya itu, karena rezim sekarang lebih berpihak kepada China dan kroni-kroninya. Semoga di tahun 2019 ini, kursi kepresidenan diduduki oleh sosok pemimpin pro rakyat, pro Islam damai yang penuh dengan nuansa tauhid, dzikir, tahlil dan sholawat, inilah potret Islam Ahlussunah Wal Jama’ah.

Sarang, 26 Rojab 1440 H./01 April 2019 M.

H. Muhammad Najih Maimoen

NB: Sebarluaskan ke kaum santri.